Padi lokal mulai
diperhitungkan menjadi padi spesifik lokasi berproduksi tinggi setara dengan
varietas unggul baru, bahkan ada yang produktivitasnya lebih tinggi. Selama ini
kesan terhadap padi lokal adalah padi dengan potensi rendah, umur panjang dan
tanaman relatif tinggi.
Terlepas dari
silsilahnya, entah berasal dari padi lokal asli (landrase) turun
temurun ataupun asal galur-galur hasil persilangan pemulia yang sudah terpilih dan diseleksi ,
saat ini ditemukan berbagai padi yang diklaim petani sebagai padi lokal dan galur lokal adaptif
berpotensi produksi tinggi .
Kemajuan padi lokal
muncul karena padi ini telah ditanam oleh petani pada
cekaman spesifik lokasi dalam waktu panjang. Hal ini sekaligus merupakan proses
seleksi secara alami. Karena itu, padi
lokal yang sekarang diklaim petani sebagai padi unggul, keragamannya
sudah mirip varietas dan memiliki adaptasi spesifik lokasi. Hanya galur yang adaptiflah yang bisa bertahan
dengan kondisi spesifik tersebut.
Beberapa varietas padi
lokal yang masih banyak ditanam oleh para
petani diberbagai daerah di Indonesia misalkan : padi Merah, padi Abang, padi Dayang Rindu,
Gilas Madu, Rindik, Jambat Teras, Padi Kagok, Beras Hitam Cemani dan yang lainnya. Sebagian besar tanaman padi
ini adaptif didaerah tertentu salah satunya di dataran tinggi .Padi ini secara
morfologi menunjukkan relatif seragam.
Untuk lahan daerah dataran rendah padi lokal pendok, lokal genjah rawe malang, Padi Varietas Kebo saat ini telah banyak melahirkan generasi padi baik yang galur unggul maupun varietas yang sudah dilepas oleh pemerintah misalkan padi varietas Inpari 44 Agritan sebagai hasil persilangan varietas Ciherang ( VUB ) dengan Varietas Kebo ( Lokal ), Varietas M70D sebagai hasil dari pemuliaan padi lokal Rawe Genjah Malang dengan Lokal Banyuwangi, Padi Galur Merak Wangi sebagai hasil persilangan Padi Varietas IR64 dengan Varietas Pendok ( Lokal ) dan masih banyak berbagai galur unggul yang ditanam petani diberbagai daerah di Indonesia hasil seleksi dan penyilangan beberapa galur stabil dengan varietas lokal yang sudah lama dikembangkan dan ditanam secara turun temurun disuatu daerah tertentu.
Untuk lahan daerah dataran rendah padi lokal pendok, lokal genjah rawe malang, Padi Varietas Kebo saat ini telah banyak melahirkan generasi padi baik yang galur unggul maupun varietas yang sudah dilepas oleh pemerintah misalkan padi varietas Inpari 44 Agritan sebagai hasil persilangan varietas Ciherang ( VUB ) dengan Varietas Kebo ( Lokal ), Varietas M70D sebagai hasil dari pemuliaan padi lokal Rawe Genjah Malang dengan Lokal Banyuwangi, Padi Galur Merak Wangi sebagai hasil persilangan Padi Varietas IR64 dengan Varietas Pendok ( Lokal ) dan masih banyak berbagai galur unggul yang ditanam petani diberbagai daerah di Indonesia hasil seleksi dan penyilangan beberapa galur stabil dengan varietas lokal yang sudah lama dikembangkan dan ditanam secara turun temurun disuatu daerah tertentu.
Keseragaman ini terbentuk
karena benih disiapkan dengan cara memilih tanaman yang sudah seragam/stabil serta
sehat. Cara inilah yang menguatkan bahwa keragaman tanaman asal benih
tersebut dapat dikatakan hampir seragam secara morfologi ( Karakter yang tampak ) dan
diduga pula seragam secara genetik ( Sifat Baka dan Tidak Tampak ).
Padi lokal unggul juga
banyak ditanam dan dikembangkan oleh petani di dataran rendah dan menengah. Padi-padi lokal ini banyak ditemukan di lahan dataran rendah misalnya didaerah pulau
sumatera, Jawa, Bali , Nusa Tenggara, Sulawesi dll. Padi lokal potensi hasil
tinggi ini memilik adaptasi yang baik di lahan rawa pasang surut ini dikenal
petani dengan nama: padi Kuda, padi Kemis, dan padi TW dengan umur berkisar
120-137 HSS (Hari Setelah Sebar). Rata-rata produktivitasnya berkisar antara
5,0-7,0 ton/ha GKP. Rata-rata hasil ini tergolong tinggi di lokasi pasang
surut. Untuk area sawah tadah hujan biasanya hasil panen yang dihasilkan untuk padi lokal / galur lokal spesifik lokasi biasanya bisa lebih tinggi dari potensi padi pasang surut bahkan tidak kalah dengan hasil panen dari varietas padi yang sudah dilepas oleh pemerintah.
Padi lokal dan galur
lokal unggul saat ini dapat dijadikan alternatif untuk ditanam petani
sebagai padi spesifik lokasi, terlebih manakala VUB (Varietas Unggul
Baru) padi yang direkomendasi belum tersedia. Karakter unggul dimaksud
tidak hanya untuk produktivitas tinggi, namun juga sifat unggul lainya seperti
kualitas beras, toleran / tahan terhadap serangan penyakit dan hama, Toleran
terhadap cekaman lingkungan misalkan kekeringan, lahan asam, lahan pasang surut
, lahan yang keracunan unsur besi ( Fe ), Umur yang relatif lebih pendek (
Genjah ) tapi tetap mempunyai potensi hasil panen yang menguntungkan petani.
Melalui proses penyiapan benih
padi lokal oleh petani diharapkan
pertanaman padi lokal bisa seragam (homogen), sehingga produksinya tinggi dan
kualitas beras menjadi lebih baik. Alangkah lebih baik lagi kalau padi-padi
lokal tersebut dimurnikan melalui proses pemuliaan dan segera dilepas sebagai
varietas unggul lokal. Selanjutnya, benih tersebut segera diperbanyak agar
dapat dikembangkan oleh petani secara luas.
Untuk melihat beberapa galur padi dan varietas padi hasil pemuliaan / penyilangan padi lokal unggul Nusantara ,
Silahkan Kunjungi dan melihat diakun CHANEL YOUTUBE pada link dibawah ini :
Untuk melihat beberapa galur padi dan varietas padi hasil pemuliaan / penyilangan padi lokal unggul Nusantara ,
Silahkan Kunjungi dan melihat diakun CHANEL YOUTUBE pada link dibawah ini :
- Galur Lokal yang tahan cekaman kekeringan dan umur genjah ( Pendek ) Silahkan Kunjungi dengan CLIK DISINI.
- Padi Galur Lokal Umur Genjah / Pendek Hasil Maksimal di Lahan Lamongan Jawa Timur, Silahkan CLIK DISINI.
- Potensi hasil panen dari Tanaman Padi Hasil Pemuliaan / Penyilangan Padi Lokal Unggul Bermalai Panjang dan Umur Genjah , Silahkan CLIK DISINI.
Oleh :
Heri Purwanto
Lamongan - Jawa Timur.
Blog https://seleksibenih.blogspot.com
Blog https://seleksibenih.blogspot.com