BTemplates.com

Rabu, 16 Januari 2019

Mangga Kelapa : Mangga Unggul Warisan Nusantara.

Mangga ini memeiliki bentuk dan ukuran mirip dengan kelapa gading dan berwarna hijau. Mangga yang cukup unik ini panjang tangkai buahnya bisa mencapai 0,5 m, setiap tangakai hanya digantungi dengan satu buah. Mangga ini mampu berbuah sepanjang musim, dan mempunyai berat sekitar 1 kg perbuah. mangga ini istimewa dan cukup langka, tanaman ini diyakini berasal dari Medan dan masih banyak dicari oleh para pcinta tanaman.
Mangga Kelapa Nusantara Yang di Kembangkan Heri Purwanto di Agro Mas.
Mangga ini beratnya dapat mencapai 1 kg. Panjang tangkai buahnya dapat mencapai 0,5 m dan setiap tangkai hanya digantungi satu buah. Mangga yang berukuran istimewa ini diduga berasal dari Medan, Sumatera Utara. Buahnya berbentuk bulat seperti apel dan berwarna hijau. Daging buahnya tebal, teksturnya lunak tak berserat, dan kandungan airnya banyak. Rasanya manis dan segar. Bijinya relatif kecil bila dibandingkan ukuran buahnya. Mangga ini mampu berbuah sepanjang musim. Jenis mangga ini berprospek cukup baik sebagai bahan baku industri pembuatan sari buah atau produk olahan yang lain karena daging buahnya relatif banyak. Sayangnya, mangga ini kurang populer karena termasuk langka.

Syarat Tumbuh Mangga Kelapa.

Tanaman mangga termasuk tanaman dataran rendah. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang baik di daerah dengan ketinggian antara 0-300 m di atas permukaan laut. Meskipun demikian, tanaman ini juga masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1.300 m di atas permukaan laut. Daerah dengan curah hujan antara 750-2.250 mm per tahun dan temperatur 24-27° C merupakan tempat tumbuh yang baik untuk tanaman buah ini. Jenis tanah yang disukainya adalah tanah yang gembur, berdrainase baik, ber- pH antara 5,5-6, dan dengan kedalaman air tanah antara 50 -150 cm.


Pedoman Budidaya

Perbanyakan tanaman: Umumnya, tanaman mangga diperbanyak dengan okulasi, walaupun dapat pula dengan sambung pucuk dan cangkok. Sebagai batang bawah digunakan semai mangga madu, cengkir (indramayu), dan bapang. Penggunaan bibit dari biji tidak dibenarkan, kecuali untuk batang bawah. Batang bawah yang tidak serasi (inkompatibel) berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan dan pembuahan (produksi buah, bentuk buah, dan rasa daging buah) batang atas. Pembuatan bibit (semaian dan okulasi) biasanya langsung dilakukan di kebun. Kemudian, dipindahkan ke polibag setelah tinggi tunas sekitar 20 cm. Budi daya tanaman: Bibit ditanam dalam lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm dengan jarak tanam 8-12 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 1-2 blek bekas minyak tanah atau 20 kg. Bibit okulasi ditanam di lahan setelah mencapai ketinggian lebih dari 75 cm. Pupuk buatan yang diberikan berupa campuran 200 kg urea, 500 kg TSP (667 kg SP-36), dan 150 kg KCl per hektar atau 200 g urea, 500 g TSP, dan 150 g KCl per tanaman.

Pemeliharaan

Pemupukan dilakukan empat kali dengan selang tiga bulan. Dosisnya meningkat sesuai dengan umur tanaman. Setelah mencapai tinggi 1 m, bibit dipangkas pada perbatasan bidang pertumbuhan agar dapat bercabang banyak. Cabang ini dipelihara 2-3 tunas per cabang. Pemangkasan diulang setelah cabang baru mencapai panjang 1 m, demikian seterusnya hingga diperoleh susunan 1-3-9 cabang.
 
Hama dan Penyakit 
Hama yang merisaukan adalah penggerek batang (Cryptorrhynchus sp.) dan kumbang cicade (Idiocerus niueosparsus). Serangga hama pengisap Idiocerus sangat merusak bunga mangga hingga berguguran. Jumlah bunga betina rendah dengan pembuahan oleh tepung sari yang lemah. Serangan serangga (wereng) menyebabkan produksi mangga rendah. Hama ini dapat diatasi dengan semprotan insektisida sistemik Tamaron 0,2%. Pemberian insektisida melalui infus lebih dianjurkan untuk menghindari pengaruh jelek terhadap kumbang penyerbuknya. Penyakit yang sering menyerang, terutama di daerah beriklim basah adalah penyakit blendok (lh’plodia sp.), mati pucuk (Gloeosporium sp.), dan penyakit pascapanen (Botryodiplodia sp.) yang menyebabkan buah mangga cepat membusuk pada bagian pangkalnya. Namun, penyakit ini dapat menyerang batang sambungan bibit mangga bila kondisi lingkungan tanaman lembap dan dingin. Serangan Diplodia yang sangat merusak batang dapat diatasi dengan mengoleskan larutan Benlate 0,3% atau lisol 20-50% pada luka yang telah dibersihkan lebih dulu.

Heri Purwanto Saat Panen Mangga Kelapa Warisan Nusantara.
Panen dan Pasca Panen
Buah mangga dipanen setelah tua benar. Cirinya, bagian pangkal buah telah membengkak rata dan warnanya mulai menguning. Pemungutan buah yang belum tua benar menyebabkan rasanya agak asam dan kelat (mutu rendah). Umur buah dipanen kira-kira 4-5 bulan (110-150 hari) sejak bunga mekar (anthesis). Pemetikan harus hati-hati, tidak boleh jatuh, dan getahnya tidak boleh mengenai buah mangga tersebut. Umumnya, tanaman mangga berbunga pada bulan Juli-Agustus. Buah matang dapat dipanen pada bulan September-Desember. Buah harus dibersihkan dari kutu, jelaga, dan getah yang menempel.

INFORMASI :
Heri Purwanto - Telp / Wa. 085 330 854216
Lamongan - Jawa Timur.