BTemplates.com

Minggu, 30 Desember 2018

Saatnya Kebangkitan Petani Muda Indonesia Membawa Nusantara Berdaulat Pangan.


Melihat kondisi pertanian kita saat ini,  70% dari total populasi petani yang ada di Indonesia berumur di atas 45 tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang periode 2003-2013 Indonesia telah kehilangan 5 juta petani. Bahkan banyak lulusan pertanian yang tidak ingin berprofesi sebagai petani karena konon tidak sejahtera sehingga lebih memilih bekerja di ibukota dengan mendapat gaji berlipat-lipat.
Heri Purwanto dalam Seminar Peran Petani Muda Menuju Daulat Pangan.
Artinya jika hal ini dibiarkan begitu saja, bisa jadi krisis pangan dapat terjadi di masa depan mengingat kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, sementara produksi semakin berkurang karena banyaknya alih fungsi lahan serta kurangnya SDM yang terlibat di bidang pertanian.

Pertanian di Indonesia merupakan salah satu faktor penyumbang Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terbesar bagi negara, pada tahun 2016 saja para petani kita mampu berkontribusi sebesar 13,45% untuk PDB nasional. Mayoritas petani di Indonesia memiliki lahan kurang dari 1 hektare yang artinya mereka tergolong sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Dari total UMKM yang ada di Indonesia, tercatat 53% berasal dari sektor pertanian, itupun belum termasuk industri olahan hasil pertanian yang mencapai 20%. Artinya sektor pertanian merupakan usaha yang padat karya karena mampu menyerap 26,1 juta tenaga kerja di Indonesia.
Apakah para petani tersebut sudah sejahtera? Jelas belum, karena rata-rata pendapatan petani di Indonesia di bawah 1 juta rupiah atau di bawah UMK masing-masing daerah.

Masalahnya banyak petani saat ini masih mengandalkan tengkulak untuk pemasaran hasil panen mereka. Biaya produksi juga terhitung mahal karena kebanyakan petani kita saat ini lebih banyak mengandalkan saprodi ( Sarana Produksi ) pertanian dari luar ( membeli ) misalkan : kebutuhan benih , pestisida yang harus membeli ke toko pertanian. Petani kita saat ini juga tingkat ketergantungan terhadap pupuk pabrik ( kimia sintetis )  luar biasa, dalam keyakinan mereka jika pupuk pabrik ( kimia sinetis ) tidak di datangkan dan diberikan ketanaman dalam dosis besar dan tidak memakai pestisida sintetis yang harganya mahal maka kegagalan panen akan terjadi dihari kemudian. 

Masalah lain yang saat ini banyak terjadi adalah terkait pemasaran hasil panen bidang pertanian,   Dalam satu rantai distribusi hasil pertanian biasanya terdapat 6 - 7 perantara yang dapat menurunkan tingkat keuntungan petani. Efeknya konsumen juga turut dirugikan karena mereka “dipaksa” untuk membeli pangan dengan harga mahal akan tetapi tidak disertai dengan kualitas pangan yang tidak segar akibat lamanya waktu distribusi pangan dan kualitas pangan yang tidak sehat karena banyak mengandung residu kimia sintetis.
Peserta Seminar di Kampus UNISDA Lamongan.
Anak-anak muda merupakan solusi yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pertanian Indonesia. Selain untuk melakukan regenerasi petani muda, anak-anak muda dipercaya memiliki banyak ide kreatif untuk menciptakan produk inovatif yang bernilai jual tinggi. Saat ini waktunya untuk meningkatkan nilai produk pertanian melalui optimalisasi value chain yakni melakukan hilirisasi hasil panen pertanian, Kemandirian saprodi pertanian misalkan pemberdayaan potensi alam dengan membuat bahan pestisida dari bahan nabati / hayati, Pembuatan pupuk organik padat atau cair dari limbah ternak dan limbah alam yang rata – rata belum dikelola secara maksimal untuk menunjang proses pertanian, Kemandirian  benih dan bibit tanaman dengan cara memproduksi benih atau bibit tanaman sendiri ( daulat benih ) serta mengelola hasil panen menjadi produk yang sehat dan menyehatkan karena meminimalkan penggunaan bahan kimia sintetis yang sulit terurai di alam dan menjadi produk jadi yang siap konsumsi.
Peserta Putri Seminar di Kampus UNISDA Lamongan.
Sebagai contoh produk kopi saat ini mulai meningkat setelah banyak kopi lokal yang dijadikan komoditas ekspor bagi Starbucks di seluruh dunia. Contoh lainnya Jengkol dan kelor  yang merupakan produk asli Indonesia dengan aroma khasnya mampu menyaingi harga daging sapi setelah diketahui mempunyai kandungan nutrisi yang mampu menjadi antioksidan sebagai obat kanker. Produk Beras Hitam dan beras merah sehat dan organik yang mengandung antosianin lebih tinggi dari beras putih dan dipercaya mampu menangkal radikal bebas dan anti kanker serta sangat bagus untuk program diet dan diabet.Artinya jika potensi pangan Indonesia dimaksimalkan bukan tidak mungkin tingkat kesejahteraan petani meningkat. 

Masalah petani seperti permodalan dan akses pasar kini dapat diatasi dengan hadirnya teknologi berbasis internet. Untuk permodalan petani yang belum dikatakan bankable dapat mengakses pendanaan melalui peer to peer loan yang disediakan oleh startup berbasis fintech seperti Amartha, iGrow, hingga investree dll.
Penggunaan Media Sosial Untuk Mendukung Pemasaran Pertanian.
Pemanfaatan media sosial misalkan membangun branding diri sebagai pelaku / produsen pangan sehat menyehatkan melalui media Facebook, Blogger / Wordpress, Website, Video Youtube dan Instagram bisa menjadi alternatif penghubung antara petani sebagai pihak produsen produk pertanian sehat dengan konsumen untuk membangun sebuah relasi bisnis dan memangkas alur distribusi dan makelar Pangan yang terlalu panjang dalam hal proses memasarkan produk pertanian petani.

Media sosial atau media teknologi informasi ini akan menjadi “selles otomatis yang akan bekerja 24 jam untuk petani, biayanya murah dan kita tidak perlu menggaji mahal. Media sosial yang kita manfaatkan sebagai media promosi produk pertanian harus kita kondisikan sebagai wahana perantara yang bisa membangun kepercayaan konsumen / Pihak pasar  terhadap diri dan aktifitas petani. Ketika konsumen mengakses media sosial kita , secara otomatis harus bisa membangun kepercayaan bahwa kita layak dipercaya dan layak untuk diajak bekerja sama dalam hal pengadaan dan transaksi kebutuhan pangan sehat. 

Adapun untuk akses pasar untuk menghungkan petani dengan konsumen akhir ada beberapa startup berbasis e-commerce seperti sikumis.com, limakilo.id, tanihub, inagri serta paprici. Dari situ terlihat bahwa peluang anak muda untuk terlibat dalam pertanian kini semakin dimudahkan karena adanya akses teknologi berbasis internet.
Media Youtube : Penunjang Pemasaran dan Pengenalan Produk Pertanian.
Bertani kini tidak perlu lagi sulit, yang paling penting bagaimana caranya untuk memulai karena yang menjadi pertanyaan saat ini adalah bukan masalah kita bisa tetapi apakah kita mau untuk meraih kedaulatan pangan. Mari tanamkan dalam benak bahwa pertanian adalah masa depan anak-anak muda Indonesia karena petani merupakan profesi yang tidak ada matinya selama manusia masih hidup dan memerlukan pangan.


Oleh :
Heri Purwanto 
Lamongan - Jawa Timur.