Heri Purwanto Bersama Labu Madu di Lahan Pekarangan Lamongan. |
Tanaman Labu madu (Curcubita
moschata) atau disebut juga dengan butternut
Squash, buah yang dikenal di luar negeri dengan nama pumpkin butternut
merupakan tanaman berjenis labu yang mulai dikenal di Indonesia. Labu madu
berbentuk unik seperti lampu bohlam atau kacang tanah, memiliki citarasa manis
dengan tekstur yang lembut. Buah labu madu ini mengandung serat yang tinggi,
anti oksidan, beta karoten, vitamin A dan B kompleks. Sehingga sangat baik jika
digunakan sebagai Makanan Pendamping ASI
untuk bayi (mpasi). Manfaat itulah yang kemudian membuat buah yang satu ini
begitu diminati dan dikonsumsi.
Pangsa pasar dari tanaman
labu madu ini terdapat di pasar-pasar eksklusif seperti swalayan dengan
harga yang cukup tinggi. Tingginya harga bukan disebabkan oleh kesulitan dalam
budidaya, namun lebih kepada jumlah produk yang masih terbatas di pasaran.
Sedangkan permintaan terhadap buah ini relatif cukup tinggi. Selain itu,
tingkat kemanisan buah labu madu ini akan semakin meningkat setelah buah
disimpan minimal 2 bulan. Teknik budidaya tanaman labumadu / butternut squash
ini tergolong mudah, seperti jenis labu atau waluh pada umumnya. Hanya saja
bagi yang ingin mendapatkan benih kualitas terbaik bisa menggunakan bibit impor maupun lokal, karena sekarang sudah
tersedia bibit labu madu lokal yang mempunyai kualitas sangat baik tak kalah
dengan bibit impor.
Setelah lahan tanam didiamkan dan dipasang mulsa , buat lobang tanam dengan jarak 50-65 cm antar tanaman , bisa tanam satu baris di tengah tengah bedengan bisa pula tanam dua baris dengan system jigjag. Penyemaian Benih Untuk mendapatkan hasil tanaman yang seragam serta adaptasi tanaman yang tinggi saat di pindah ke lahan, maka benih labu madu perlu disemai terlebih dahulu.
Siapkan tanah gembur yang
telah di ayak campurkan dengan pupuk kandang atau kompos yang telah diayak
pula,aduk hingga merata, kemudian siapkan polibag ukuran kecil diameter 5 cm
yang bagian bawahnya telah diberi lobang atau supaya lebih praktis dan mudah
bisa juga menggunakan tray semai. Setelah media tanam dimasukan, siram hingga
merata tapi jangan sampai tergenang, kemudian buat lobang tanam dengan
kedalaman 0,5-1cm lalu masukan biji labu madu dan tutup kembali dengan tanah
yang halus, setelah itu tempatkan persemaian pada lokasi yang terkena
intensitas matahari sekitar 50% .atau bisa juga ditempatkan di tempat yang
tersinari matahari secara langsung tapi harus memakai naungan dari plastik
transparan. Naungan juga berguna apabila terjadi hujan besar tidak merusak
bibit di persemaian, tunggu 3-5 hari bibit akan mulai berkecambah, lakukan
pemeliharaan rutin seperti penyiraman hingga tanaman berusia 2-3 minggu dan
siap dipindah kelahan tanam.
Pemeliharaan Penyiraman
Penyiraman dilakukan 1 x 1 hari atau dapat di sesuaikan dengan kondisi cuaca,
apabila cuaca kemarau atau kering tentunya intensitas penyiraman harus
ditingkatkan bisa 2 x satu hari , tapi jika cuaca musim penghujan tentunya
tidak perlu lagi dilakukan penyiraman. Sebaiknya masa tanam labu madu tidak
mendekati musim penghujan karena hal ini akan sangat rentan bagi pertumbuhan
labu madu yang akan mengakibatkan busuk pada buah labu madu saat musim hujan
Pemupukan.
Pemupukan yang dimaksud
disini adalah pemupukan susulan, pemupukan sangat penting karena tanaman
membutuhkan banyak unsur hara, karena itu berikan pemupukan yang rutin baik itu
menggunakan pupuk organik maupun pupuk kimia.
Pada saat awal pertumbuhan
sekitar 10 hst (hari setelah tanam)
dapat memberikan pupuk NPK 2-3 gram pertanaman bisa dengan cara dikocor bisa
juga dengan cara di tabur disekitar tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan
tanaman. Untuk selanjutnya pemupukan susulan ini bisa dilakukan setiap 2 mimggu
atau atau 1 bulan sekali dengan menggunakan pupuk NPK 15-15-15, dengan takaran
1 sendokk makan pupuk NPK dilarutkan pada 5 liter air kemudian dikocorkan 200
mili pertanaman.
Pengajiran Labu madu
merupakan tanaman yang tumbuh merambat hingga harus dilakukan pengajiran atau
pembuatan para-para agar tanaman bisa tumbuh optimal sesuai dengan yang di
kehendaki. Pembuatan ajir dibuat seperti hurup V terbalik, dengan ketinggian
antara 170 cm - 200 cm atau bisa juga
membuat para-para sehingga buah labu madu tidak menyentuh tanah, gunakan
bambu yang kuat untuk para-para atau ajir sehingga tidak mudah patah ,
pengajiran sebaiknya dilakukan pada saat usia tanaman 15 hari setelah tanam.
Pemangkasan dan Pengendalian
OPT Pemangkasan dan pengendalian opt sangat penting dilakukan agar hasil panen
sesuai dengan apa yang diharapkan. Sebaiknya lakukan penyemprotan secara rutin
menggunakan pestisida dan fungisida dosis rendah sejak tanaman berumur 1 bulan
setelah tanam hingga menjelang tanaman berbuah, hal ini dimaksudkan untuk
mencegah tanaman terserang hama dan penyakit. Hentikan penyemprotan pada saat
menjelang panen.
Pemangkasan juga penting dilakukan
untuk mencegah daun dan cabang yang tumbuh tak terkendali, kurang efektif dan supaya tanaman tidak terlalu rimbun agar
cahaya matahari mudah masuk.selain itu pemangkasan yang tepat juga bermanfaat
agar tanaman lebih cepat menghasilkan bunga dan buah.
Panen Labu madu dapat
dipanen setelah mencapai umur 3 bulan / 85-90 hari setelah tanam. Ciri buah
yang sudah siap secara fisiologis di panen, tangkai pada pangkal buah sudah
berubah warna dari hijau ke coklat dan warna buah sudah mulai menguning hingga kecoklatan,coklat
mengkilap dan pada saat kita pukul buahnya maka akan berbunyi seperti
berdenting itu artinya bahwa buah telah siap di panen.