BTemplates.com

Senin, 31 Agustus 2020

Labu Madu ( Butternut Squase ) di Lahan Pekarangan Lamongan Jawa Timur.


Heri Purwanto Bersama Labu Madu di Lahan Pekarangan Lamongan.

Tanaman Labu madu (Curcubita moschata) atau disebut juga dengan butternut Squash, buah yang dikenal di luar negeri dengan nama pumpkin butternut merupakan tanaman berjenis labu yang mulai dikenal di Indonesia. Labu madu berbentuk unik seperti lampu bohlam atau kacang tanah, memiliki citarasa manis dengan tekstur yang lembut. Buah labu madu ini mengandung serat yang tinggi, anti oksidan, beta karoten, vitamin A dan B kompleks. Sehingga sangat baik jika digunakan sebagai  Makanan Pendamping ASI untuk bayi (mpasi). Manfaat itulah yang kemudian membuat buah yang satu ini begitu diminati dan dikonsumsi.

Pangsa pasar dari tanaman labu madu ini terdapat di pasar-pasar eksklusif seperti swalayan  dengan harga yang cukup tinggi. Tingginya harga bukan disebabkan oleh kesulitan dalam budidaya, namun lebih kepada jumlah produk yang masih terbatas di pasaran. Sedangkan permintaan terhadap buah ini relatif cukup tinggi. Selain itu, tingkat kemanisan buah labu madu ini akan semakin meningkat setelah buah disimpan minimal 2 bulan. Teknik budidaya tanaman labumadu / butternut squash ini tergolong mudah, seperti jenis labu atau waluh pada umumnya. Hanya saja bagi yang ingin mendapatkan benih kualitas terbaik bisa menggunakan bibit  impor maupun lokal, karena sekarang sudah tersedia bibit labu madu lokal yang mempunyai kualitas sangat baik tak kalah dengan bibit impor.

Proses Pembungaan Pada Labu Madu di Lamongan
Persiapan Lahan Tanam Langkah pertama yang dilakukan dalam budidaya tanaman labu madu adalah penggemburan tanah, lahan tanam digemburkan  dengan cara mencangkul seluruh lahan pada lokasi tanam yang telah kita tentukan, sebaiknya lokasi tanam dilahan terbuka yang terpapar cahaya matahari sepanjang hari. Setelah lahan digemburkan maka tahapan selanjutnya adalah membuat bedengan, Panjang bedengan di sesuaikan dengan ukuran lahan, dengan lebar bedengan  1 meter dan tinggi 20-40 cm dan jarak antar bedengan 70-100cm. Kemudian setelah itu taburkan secara merata kapur pertanian/dolomit diatas bedengan  (sekitar 10 karung per hektar). Setelah itu taburkan pupuk kandang secara merata diatas bedengan dan aduk /campur hingga rata ( kebutuhan sekitar 8-10 ton perhektar), atau bisa juga pupuk kandang di berikan perlobang tanaman yaitu perlobang sekitar 0,5- 1 kg. Lalu seminggu sebelum di tutup dengan mulsa semprot bedengan yang telah diberi pupuk kandang dengan agen hayati, contohnya seperti EM-4 sesuai dengan dosis yang tertera.

Setelah lahan tanam didiamkan dan dipasang mulsa , buat lobang tanam dengan jarak 50-65 cm antar tanaman , bisa tanam satu baris di tengah tengah bedengan  bisa pula tanam dua baris dengan system jigjag.  Penyemaian Benih Untuk mendapatkan hasil tanaman yang seragam serta adaptasi tanaman yang tinggi saat di pindah ke lahan, maka benih labu madu perlu disemai terlebih dahulu.

Siapkan tanah gembur yang telah di ayak campurkan dengan pupuk kandang atau kompos yang telah diayak pula,aduk hingga merata, kemudian siapkan polibag ukuran kecil diameter 5 cm  yang bagian bawahnya telah diberi lobang atau supaya lebih praktis dan mudah bisa juga menggunakan tray semai. Setelah media tanam dimasukan, siram hingga merata tapi jangan sampai tergenang, kemudian buat lobang tanam dengan kedalaman 0,5-1cm lalu masukan biji labu madu dan tutup kembali dengan tanah yang halus, setelah itu tempatkan persemaian pada lokasi yang terkena intensitas matahari sekitar 50% .atau bisa juga ditempatkan di tempat yang tersinari matahari secara langsung tapi harus memakai naungan dari plastik transparan. Naungan juga berguna apabila terjadi hujan besar tidak merusak bibit di persemaian, tunggu 3-5 hari bibit akan mulai berkecambah, lakukan pemeliharaan rutin seperti penyiraman hingga tanaman berusia 2-3 minggu dan siap dipindah kelahan tanam.

Penanaman Setelah bibit tanaman labu madu berumur 2-3 minggu atau tinggi bibit tanaman sudah mencapai 8-10 cm maka bibit sudah cukup umur untuk dipindahkan ke lahan tanam. Pilih bibit dengan kwalitas vigor yang baik, sehat tidak cacat dan bebas dari hama ,penyakit, lakukan penanaman pada pagi atau sore hari supaya cuaca tidak terlalu panas, buka plastik polibeg yang berisi bibit tnaman labumadu dengan hati hati jangan sampai media tanam nya hancur dan merusak akar tanaman, selanjutnya masukan kelobang tannam yang telah tersedia, lalu tutup dan padatkan hingga bibit tanaman labu madu tumbuh tegak. Apabila dalam jangka waktu 3 hari sampai 1 minggu ada bibit yang mati segera lakukan penyulaman dengan bibit yang baru .

Pemeliharaan Penyiraman Penyiraman dilakukan 1 x 1 hari atau dapat di sesuaikan dengan kondisi cuaca, apabila cuaca kemarau atau  kering tentunya intensitas penyiraman harus ditingkatkan bisa 2 x satu hari , tapi jika cuaca musim penghujan tentunya tidak perlu lagi dilakukan penyiraman. Sebaiknya masa tanam labu madu tidak mendekati musim penghujan karena hal ini akan sangat rentan bagi pertumbuhan labu madu yang akan mengakibatkan busuk pada buah labu madu saat musim hujan Pemupukan.

Pemupukan yang dimaksud disini adalah pemupukan susulan, pemupukan sangat penting karena tanaman membutuhkan banyak unsur hara, karena itu berikan pemupukan yang rutin baik itu menggunakan pupuk organik maupun pupuk kimia.

Pada saat awal pertumbuhan sekitar  10 hst (hari setelah tanam) dapat memberikan pupuk NPK 2-3 gram pertanaman bisa dengan cara dikocor bisa juga dengan cara di tabur disekitar tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Untuk selanjutnya pemupukan susulan ini bisa dilakukan setiap 2 mimggu atau atau 1 bulan sekali dengan menggunakan pupuk NPK 15-15-15, dengan takaran 1 sendokk makan pupuk NPK dilarutkan pada 5 liter air kemudian dikocorkan 200 mili pertanaman.

Pengajiran Labu madu merupakan tanaman yang tumbuh merambat hingga harus dilakukan pengajiran atau pembuatan para-para agar tanaman bisa tumbuh optimal sesuai dengan yang di kehendaki. Pembuatan ajir dibuat seperti hurup V terbalik, dengan ketinggian antara 170 cm -  200 cm atau bisa juga membuat para-para  sehingga buah labu madu tidak menyentuh tanah, gunakan bambu yang kuat untuk para-para atau ajir sehingga tidak mudah patah , pengajiran sebaiknya dilakukan pada saat usia tanaman 15 hari setelah tanam.

Pemangkasan dan Pengendalian OPT Pemangkasan dan pengendalian opt sangat penting dilakukan agar hasil panen sesuai dengan apa yang diharapkan. Sebaiknya lakukan penyemprotan secara rutin menggunakan pestisida dan fungisida dosis rendah sejak tanaman berumur 1 bulan setelah tanam  hingga menjelang tanaman berbuah, hal ini dimaksudkan untuk mencegah tanaman terserang hama dan penyakit. Hentikan penyemprotan pada saat menjelang panen.

Pemangkasan juga penting dilakukan untuk mencegah daun dan cabang yang tumbuh tak terkendali, kurang efektif dan  supaya tanaman tidak terlalu rimbun agar cahaya matahari mudah masuk.selain itu pemangkasan yang tepat juga bermanfaat agar tanaman lebih cepat menghasilkan bunga dan buah.

Panen Labu madu dapat dipanen setelah mencapai umur 3 bulan / 85-90 hari setelah tanam. Ciri buah yang sudah siap secara fisiologis di panen, tangkai pada pangkal buah sudah berubah warna dari hijau ke coklat dan warna buah sudah  mulai menguning hingga kecoklatan,coklat mengkilap dan pada saat kita pukul buahnya maka akan berbunyi seperti berdenting itu artinya bahwa buah telah siap di panen.


INFO LANJUT :
Heri Purwanto - Telp/ Wa. 085330854216
Lamongan - Jawa Timur.