BTemplates.com

Selasa, 20 Agustus 2019

Mengenal Cabai Sundari Karya Petani Kecil dari Kabupaten Lamongan Jawa Timur.

Mahalnya harga benih cabai membuat seorang petani di Lamongan berinovasi. Pak Sundari (44), petani asal Kabupaten Lamongan ini berhasil menyilangkan bibit cabai dengan cara tradisional. Hingga muncul varietas bibit cabai baru yang tahan hama dan tahan penyakit serta cekaman kekeringan lingkungan.
Heri Purwanto Menguji Keunggulan Cabai Sundari dengan Media Polibag.
Pada tahun 2002 , Pak Sundari yang dibantu oleh istrinya mencoba menyilangkan beberapa jenis cagai lokal kemudian menanam dan menyeleksi dilahan pribadinya. Perjalanan untuk menghasilkan jenis cabai sundari tentunya tidak semulus yang dibayangkan, banyak sekali percobaan dan kegagalan yang dialami selama menyeleksi cabai sundari dari Lamongan ini. Upayanya mengawinkan cabai secara sederhana itu semula kurang berhasil. Ada yang berbuah hingga merah, namun ada yang rontok sebelum dipetik. Dan sekitar tahun 2003, cabai yang ditanam dan disilang tumbuh jenis cabai baru. Pohonnya tidak terlalu tinggi, namun buahnya lebih lebat. Semua buah dari satu batang tanaman itu dijadikan benih untuk ditanam pada musim berikutnya. Sejak saat itu, Sundari memurnikan benih cabai selama 4 tahun berturut-turut. Cabai itu dirasa pas dengan kondisi dan karakter tanah daerah utara Kabupaten Lamongan  yang kering dan cenderung kurang air.

Bentuk Buah Cabai Sundari dengan Media Tanaman Polibag
Melihat keberhasilan Sundari, petani lainnya yang ada di beberapa daerah di wilayah Kabupaten Lamongan  pun akhirnya mencoba bibit hasil penyilangan Sundari. Cabai rawit varietas baru itu punya keunggulan jika dibandingkan dengan jenis cabai lokal yang ada. Keunggulan utamanya lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta tahan terhadap kondisi kering. Masa panen lebih cepat, yakni 90 hari, dari umumnya cabai rawit 100 hari lebih. Selain itu buahnya lebih lebat per batang rata-rata menghasilkan 0,5 kg. Masa berbuah cabai sundari lebih panjang dengan hasil buah cabai yang besar.

Tahan Cekaman Kekeringan Lingkungan ( Bawah Plesteran atas Terpaan Terik Panas )
Hingga saat ini para petani di daerah Lamongan dan sekitarnya menyebut cabai hasil karya Pak Sundari ini dengan sebutan Cabai Sundari Lamongan. Cabai ini diakui lebih unggul dibanding jenis cabai yang didatangkan para petani dari luar daerah Lamongan dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga dan petani Lamongan.

Saya sendiri ( Penulis ) sudah melakukan uji ketahanan Cekaman  kekeringan dan hantaman penyakit serta perawatan yang tidak intensif untuk cabai sundari lamongan. Hasil dari pengamatan saya pribadi : Cabai Sundari Lamongan memang relatif tahan terhadap cekaman kekeringan meskipun dengan media tanaman yang kurang optimal. Lebih tahan terhadap serangan penyakit Jamur dan Virus ( Gemini ) yang saat ini menjadi momok para petani Cabai. Dengan media tanaman atau media tumbuh yang terbatas , cabai sundari juga masih mampu berbuah dengan baik dan besar. 


Oleh :
Heri Purwanto - Telp /Wa. 085330854216
Lamongan Jawa Timur.