BTemplates.com

Sabtu, 15 Juni 2019

Tanaman Padi Umur Pendek, Tahan Cekaman Kekeringan dengan Potensi Hasil Panen Optimal.

Heri Purwanto : Panen Padi Umur Pendek dengan Kondisi Cekaman Kekeringan.
Upaya peningkatan produksi padi guna melestarikan swasembada beras menghadapi tantangan yang berat. Pada satu sisi permintaan akan beras senantiasa meningkat akibat pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, perubahan pola konsumsi pangan pokok tradisional sebagian masyarakat dari non-beras ke beras. Sementara di lain pihak, tekanan hama, penyakit dan lingkungan serta menyusutnya lahan sawah potensial di Jawa yang cenderung meningkat setiap tahunnya, menyebabkan peningkatan produksi beras untuk mencapai tingkat produksi lestari dan mengimbangi peningkatan permintaan akan sulit dilakukan. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan produktivitas sawah yang ada dan pengembangan padi umur pendek dan tahan kekeringan dilahan sub-optimal terutama pada lahan kering.

Kebutuhan air setiap tanaman berbeda, baik total maupun fase pertumbuhannya, tergantung pada jenis tanaman, keadaan medan tanah, sifat-sifat tanah, cara pemberian air, pengolahan tanah, iklim, waktu tanam, kandungan air tanah, efisiensi irigasi, curah hujan efektif, koefisien tanaman bulanan, pemakaian air konsumtif, perkolasi dan kebutuhan air untuk tanaman.

Kondisi Lahan Yang Kekurangan Air di Kec Mantup Lamongan.
Cekaman kekeringan menyebabkan terganggunya keseimbangan proses metabolisme tanaman yang diakibatkan oleh kurangnya ketersediaan air. Hal ini karena air memegang peranan penting dalam proses transportasi dan translokasi unsure hara antara sel dan antar jaringan, dalam pembelahan dan pembesaran sel, serta peranannya dalam proses fisiologis dan metabolisme tanaman. Mekanisme membuka dan menutupnya stomata akan mengontrol pertukaran gas oleh daun tanaman terhadap lingkungannya, sehingga akan berpengaruh pada proses metabolisme pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Pada kondisi kekurangan air, akan terjadi penurunan fotosintesis tanaman akibat terjadinya penurunan tekanan potensial daun, aktifitas metabolisme, jumlah daun dan luas daun. Penurunan aktifitas metabolisme selain disebabkan oleh penurunan jumlah dan luas daun, juga akibat penutupan stomata sehingga menyebabkan penurunan biomassa. Semakin tinggi cekaman air mengakibatkan makin rendahnya transpirasi dan meningkatkan difusi daun.

Cekaman kekeringan yang berlangsung lama dapat meningkatkan ketebalan dan kepadatan kutikula dan mengganggu metabolisme dalam tubuh tanaman. Kelayuan pada tanaman akibat kekeringan dapat menyebabkan kutikula kurang permeabel pada air. Status ini menimbulkan kelambatan pada pertumbuhan batang dan daun, mengurangi kecepatan transport ion, menurunkan respirasi, menurunkan aktifitas enzim, menghambat pembelahan sel dan mengurangi sintesa protein .

Keterbatasan Tenaga Panen Jadi Kendala di Mantup Saat MT 2
Menurut Bohnet dan Jensen, tanggap tanaman terhadap cekaman kekeringan dibedakan atas toleran dan peka. Tanaman toleran mampu mengakumulasi senyawa terlarut dalam jumlah banyak, sedangkan tanaman peka kurang atau tidak mampu mengakumulasi senyawa terlarut tersebut. Pengetahuan tentang saat fase kritis tanaman sangat penting bagi pemuliaan tanaman dalam kaitannya dengan penentuan saat yang tepat untuk memberikan cekaman kekeringan dalam program seleksi untuk menentukan genotype - genotipe yang tahan terhadap kekeringan. 
Menurut Sudarmawan ( 2010 ) Pada beberapa varietas padi, kriteria ketahanan tanaman terhadap kekeringan juga dapat dilihat dari sifat perakaran yang dimiliki atau melalui uji daya tembus akar (Hanum, 2011). Karena respons genotipe tanaman terhadap cekaman kekeringan pada saat tersebut menjadi maksimum, sehingga perbedaan keragaman antar genotipe pun menjadi maksimum. Oleh karena itu perlu dilakukan core collection, seleksi dan karakterisasi terhadap plasma nutfah padi yang tahan pada cekaman kekeringan dalam rangka perakitan kultivar toleran kekeringan.

Skala Uji Untuk Mengetahui Tingkat Toleran Cekaman Kekeringan Pada Tanaman Padi.
Perbedaan ketahanan antar tanaman padi terhadap cekaman kekeringan seperti indikasi di atas merupakan ekspresi dari sifat atau potensi genetik dari tanman – tanaman  tersebut. Sejalan dengan hal ini, Jumin (1992) menyatakan bahwa setiap varietas memberikan respon yang berbeda terhadap faktor lingkungan yang sama. Tanaman membutuhkan keadaan lingkungan yang optimum untuk mengekspresikan potensi genetiknya secara utuh dan penuh. Lebih lanjut dikemukakan bahwa keadaan lingkungan yang optimum dapat berbeda diantara jenis tanaman tergantung pada keragaman susunan genetiknya. Ketahanan tanaman terhadap cekaman tertentu dipengaruhi oleh sifat-sifat varietas tersebut, baik morfologi maupun fisiologi. Menurut Jumin (1992) bahwa varietas yang dapat mempertahankan proses pertumbuhannya selama keadaan air terbatas merupakan varietas yang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan kekurangan air.

Oleh : 
Heri Purwanto
Lamongan - Jawa Timur.
Telp / Wa. 085 330 85 4216