BTemplates.com

Sabtu, 31 Maret 2018

Selayang Pandang Tentang Penyilangan dan Pemuliaan Tanaman Padi.

Mengenal Alat Reproduksi Tanaman Padi Untuk Penyilangan.
Persilangan tanaman padi dapat berlangsung secara alami dan buatan. Persilangan padi secara alami berlangsung dengan bantuan angin. Adanya varietas padi lokal di berbagai daerah menunjukkan telah terjadi persilangan secara alami. Contoh varietas padi lokal yang banyak ditanam petani adalah Rojolele, Mentik, Cempo, Pandan Wangi, Markoti, Hawarabunar, Lemo, Kuwatik, dan Siam .
Persilangan padi secara buatan dilakukan dengan campur tangan manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan membuat kombinasi persilangan untuk menghasilkan tanaman yang sesuai dengan keinginan. Varietas padi unggul hasil persilangan dikelompokkan berdasarkan tipologi lahan budi dayanya, yaitu padi sawah, padi gogo, dan padi rawa.
Mengenalkan Proses Penyilangan Tanaman Padi Ke Genesari Muda.
Persilangan dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul tanaman padi dengan melakukan kawin silang antara dua varietas tanaman padi yang ingin di dapatkan sifat unggulnya. Penyilangan dilakukan ketika bunga padi belum mekar untuk menghindari terjadinya penyerbukan sendiri. Bunga padi merupakan bunga panjang dan berkelamin dua. Bunga-bunga mekar pada tiap malai dari bawah keatas, atau dari luar kedalam, yaitu kearah poros. Lamanya pembungaan dari tiap malai berkisar antara 5 sampai 10 hari. 
Sangat Penting Mengetahui Alat Kelamin Jantan dan Betina Padi.
Pemotongan bagian bunga padi dilakukan pada pagi hari karena bunga padi dapat dengan cepat mekar pada keadaan cuaca yang terang dan banyak mendapat sinar matahari. Bunga yang akan diemaskulasi dipilih bunga yang belum mekar atau hampir mekar sehubungan dengan itu maka pertumbuhan kuncup bunga perlu diamati dengan seksama. Emaskulasi dapat dilakukan pada pagi hari hingga pukul 08.00 yaitu pada suhu rendah dengan udara yang cukup lembab, maka kepala sari itu biasanya masih tertutup rapat, sehingga dengan mudah benang sari dapat dibuang dalam keadaan utuh. Kastrasi dilakukan dengan cara menggunting sepertiga bagian bulir padi kemudian dikumpulkan benang sarinya. Selanjutnya dilakukan penyilangan dengan menabur benang sari pada pada bunga yang di jadikan induk betina, setelah di lakukan penyilangan bunga segra diisolasi dengan melakukan pengerudungan, pengerudungan pada bunga tersebut  bisa dengan plastik ataupun kertas tahan air hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penyerbukan oleh serbuk sari asing, pengerudungan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjaddi kerusakan.
Dokumentasi dan Pencatatan Hasil Persilangan Tanaman Padi.
Polinasi dilakukan pada siang hari, sekitar pukul 10.30. Dilakukan dengan cara menaburkan benang sari varietas sebagai induk jantan ke kepala putik varietas sebagai induk betina dengan menggunakan kuas. Tujuan dari polinasi adalah menggabungkan dua sifat dari dua varietas tanaman ke dalam satu tubuh tanaman. Oleh karena itu, sifat tanaman hasil persilangan (F1) merupakan gabungan sifat diantara kedua tetuanya. Faktor lain yang harus diperhatikan dalam melakukan polinasi adalah lamanya daya hidup (viabilitas) serbuk sari.
Kombinasi sifat dari kedua tetua pada F1 terjadi secara acak, jadi bisa saja kombinasi sifat yang ada pada F1 bersifat lebih menguntungkan dari kedua tetuanya. Karena sifat kedua tetua berbeda satu dengan yang lainnya, maka keturunan yang diperoleh dapat mempunyai sifat-sifat baru yang berbeda dengan sifat yang ada pada kedua induknya. Keturunan F1 bersifat heterozigot dan mengalami pemisahan pada generasi berikutnya.
Hibridisasi yang dilakukan pada tanaman menyerbuk sendiri agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dilakukan pemilihan tetua yang memiliki potensi genetik yang diinginkan. Pemilihan tetua ini sangat tergantung pada karakter tanaman yang akan digunakan, yaitu apakah termasuk karakter kualitatif atau kuantitatif. Tujuan dari setiap program pemuliaan tanaman adalah untuk menyatukan gamet jantan dan gamet betina yang diinginkan dari tetua yang terpilih. Karakter kualitatif menunjukkan fenotip yang berbeda akibat adanya genotip yang berbeda pula. Sedangkan pemilihan tetua untuk karakter kuantitatif jauh lebih sulit karena perbedaan fenotif belum tentu disebabkan oleh genotif yang berbeda. Karena faktor lingkungan juga mempengaruhi terhadap penampilan dari fenotif yang ada.
Heri Purwanto Bersama Team Pemulia Tanaman Padi dan Hortikulturan AB2TI Jawa Timur.
Dengan adanya kegiatan pemuliaan dan penyilangan tanaman padi ini, diharapkan akan memunculkan generasi – generasi padi unggul setiap masa untuk mensikapi kondisi dan permasalahan yang yang terjadi didunia pertanian misalkan padi yang mampu melawan atau toleran terhadap mutasi hama dan serangan penyakit, tahan terhadap perubahan lingkungan dan kondisi lahan yang ekstrim dll. Jika setiap petani di Nusantara mampu melakukan proses penyilangan sendiri kemudian melakukan seleksi hasil keturunan persilangannya ( seleksi galur ) sesuai dengan karakter padi yang diharapkan, maka tidak menutup kemungkinan kreatifitas para petani tersebut akan melahirkan generasi padi – padi yang mampu menghadapi dan menyelesaikan permasalahan – permasalahan didunia pertanian, permasalahan ekonomi petani juga permasalahan ketahanan pangan ditingkat nasional. Pemerintah diharapkan mampu menfasilitasi kreatifitas petani tersebut, mendukung program pemuliaan secara mandiri yang dilakukan para petani dipelosok nusantara, juga memfasilitasi kegiatan pendidikan dan latihan guna meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas para petani pemulia di seluruh Nusantara tercinta ini.
Kreatifitas Petani Nusantara yang Seharusnya di Apresiasi.
Informasi oleh :
Heri Purwanto – Telp / wa : 085 330 85 4216
Lamongan – Jawa Timur.