Terdapat 3 jenis beras populer di dunia. Japonica,
Indica dan Javanica. Ketiga beras ini banyak dihasilkan di negara
Jepang, Filipina, India dan Indonesia. Setiap jenis beras juga memiliki
karakter yang berbeda. Mau yang pera atau pulen? Perhatikan dulu jenis
berasnya.
Japonica merupakan jenis beras yang
banyak tumbuh di Jepang. Japonica memiliki dua kategori yaitu beras
Uruchimai (beras biasa) dan beras Mochigome (beras ketan). Beras
Jepang memiliki tekstur yang agak lengket dengan bentuk bulir yang pendek dan
bulat serta kadar amilosa yang rendah.
Beras Japonica atau yang sering dikenal dengan
beras Jepang merupakan salah satu tipe beras khusus yang kini semakin populer
di Indonesia. Beras yang telah diresmikan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun
2017 ini memiliki tekstur yang pulen, kenyal, sedikit lengket dan cita rasa
manis serta aromanya yang sedap. Di luar negeri, beras ini disebut dengan short
gain karena bentuk berasnya yang pendek dan gendut-gendut.
Selain itu ada juga beras jenis Indica yang
berasal dari daerah tropis seperti India dan Filipina. Beras jenis ini memiliki
bulir yang berbentuk panjang dan tidak lengket saat dimasak dengan kandungan
amilosa yang tinggi.
Beras Javanica untuk memasukkan
varietas padi bulu dan gundil asal Indonesia (Matsuo 1952, Oka 1958, Morinaga
1954, Morinaga dan Kuriyama 1958). Padi bulu adalah varietas padi dengan bulu
atau ekor panjang di ujung biji padinya sementara pada gundil berbulu pendek
dan kadang tidak kelihatan. Beras Javanica ini memiliki kadar amilosa yang
cenderug sedang dan biasa ditanam oleh penduduk Nusantara tempo dulu.
Beras dengan kadar amilosa tinggi sekitar 25-30%,
banyak disukai di Asia Tengah dan Timur Tengah, Malaysia dan Sumatera Barat
dengan ciri-ciri nasinya yang pera, dengan biji nasi yang terpisah dan keras
setelah dingin. Sedangkan untuk beras yang beramilosa sedang
dengan kadar 20-25% lebih disukai di sebagian besar wilayah produsen padi dunia
dengan tekstur nasi yang pulen, tidak keras, tidak lembek dan tetap lunak saat
dingin.
Untuk beras yang memiliki kadar amilosa yang
rendah 10-20%, disukai penduduk Asia Timur, Jepang, Korea dan Taiwan dengan
ciri-ciri nasi lunak, agak lengket dan tetap lunak setelah dingin.
Salah Satu Padi Japonika yang sedang dikembangkan
oleh petani dari anggota AB2TI - Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia -
adalah Padi Japonika Varietas Taiken. Padi ini memiliki karakter ( Deskripsi )
Sekilas : Bentuk biji bulat, Tekstur nasi sangat pulen, Umur tanam 95 -100 HST,
Tinggi tanaman kisaran 90 cm, Jumlah anakan produktif 20 -25 anakan perrumpun,
Tahan terhadap serangan Blast daun, Blast leher dan Wereng coklat WBC
Bagaimana dengan aroma yang dihasilkan dari beras
“aroma beras disebabkan karena adanya komponen aktif 2-acetyl-1-pyroline (2-AP)
yang sama terkandung dalam daun pandan. “ tutur Prof. Dr. Ir Djoko Said
Damardjati, MS selaku ahli ilmu pangan dan teknologi dari Balitbang Pertanian
di Solo (2014) .
“Indonesia memiliki padi beraroma yaitu padi
lokal (pandan wangi, rojo lele, mentik wangi) dan varietas unggul baru
(Sintanur, Gilirang, Situ Patenggang, Batang Gadis, Hipa 5 Ceva). Sedangkan
negara lain juga mempunyai padi aromatik seperti Malangkit Sungsong (Filipina),
Hieri (Jepang), Badshahbhog (Bangladesh), Nang Thom ( Vietnam) dan Basmati
(India).” jelas Prof. Dr. Ir Djoko Said Damardjati, MS.
INFORMASI :
Heri Purwanto - Telp / WA . 085 330 85 42 16
Lamongan - Jawa Timur.