BTemplates.com

Sabtu, 22 September 2018

SERTANI 7 : Kenali Karakternya Supaya Memuaskan Hasil Panennya.

Dari sekian Macam ( seri ) Benih Unggul sertani, Salah satu Galur Sertani yang bisa menjadi pilihan Sedulur tani di Indonesia adalah Padi Sertani 7. Tak jauh berbeda dengan sertani 14, sertani 7 bisa dibilang mirip dengan pendahulunya. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di lapangan, sertani 7 juga memiliki malai panjang. Tak kurang 200 bulir per malai bahkan banyak juga yang sampai 300 up bulir pada malainya. Taruhlah dengan anggapan cara tanam model petani konvensional keumuman saat ini, Kami  kira kalau 200 up masih mampu. Apalagi kalau ditanam oleh petani yang sudah  kawakan, pastinya hasil akan lebih maksimal.
Penampilan Sertani 7 dilahan Tadah Hujan.
Sertani 7 juga merupakan padi yang cukup toleran di lahan tadah hujan. Kondisi agak kering lantas tak membuat padi ini mogok beranak. Anakannya cukup banyak, dengan umur genjah 85-95 hst membuat padi ini lebih cepat panen. Batang padinya juga relatif tahan roboh namun tak tinggi seperti sertani 14. Bisa dibilang tingginya standard seperti padi-padi yang sudah banyak di tanam petani desa selama ini.

Perbedaan sertani 7 dengan Pendahulunya sertani 14.

Beda yang cukup kelihatan berdasarkan pengamatan di lahan antara sertani 14 dengan sertani 7 adalah selain dari tinggi tanaman yaitu pada bentuk bulirnya. Jika sertani 14  berbulir gemuk agak membulat maka sertani 7 bentuknya lonjong dan besar ( Medium ) . Selain itu yang cukup membedakannya pula yaitu mengenai nasinya. Nasi sertani 7 lebih enak ( Uji Organoleptik )  dibanding pendahulunya. Warna nasinya juga putih bersih sangat elok dipandang mata. Namun untuk rasa nasi saya kira masih subyektif sekali karena kenyataannya ada juga yang lebih menyukai nasi yang agak keras.
Bertugi ( Bentuk Bulir ada Ekor / Bulu ) Ciri Khas dari Sertani 7
Hasil Real Panen Sertani 7 Dilahan Berdasarkan Pengalaman Sedulur Tani.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di lapangan, hasil real gabah kering pungut untuk lahan kurang lebih 5000 meter persegi yaitu 3,8 ton. Ini berarti konversi untuk 1 ha lahan yaitu 7,6 ton, sudah cukup baik di lahan tadah hujan di mt2 yang hasil terbaiknya biasanya tak lebih dari 5 ton per hektar. Barangkali jika ditanam di lahan irigasi hasilnya bisa meningkat.

Cara Pemupukan dan Perawatan Sertani 7

Prosedur pemupukan hampir tidak jauh berbeda dengan pola yang sudah dilakukan berdasarkan kebiasaan petani setempat. Dua kali pemupukan pada saat awal 7 – 10  HST dan pertengahan menjelang bunting ( Sekitar Umur 20 – 25 HST ) . Karakter khusus yang menjadi ciri khas dari padi galur sertani adalah anjuran untuk pemupukan yang berimbang antara pupuk sintetis ( Pupuk pabrik ) dengan pupuk Organik / Hayati ( Pupuk Kompos/ Kandang dan Pupuk Berbasis Mikroba ), Pembatasan pemberian Unsur Nitrogen / Urea secara berlebihan, dan Penggunaan Bahan alami ( Pesnab ) dalam upaya pengendalian OPT ( Organisme Pengganggu Tanaman ). Sedangkan yang perlu diwaspadai dalam Pengendalian OPT yaitu hama ngengat / ulat yang menyebabkan penyakit putih palsu dan berujung pada malai padi yang mati ( Penggerek Batang ) . Seringkali petani tidak memperhatikan ini. Upaya pencegahan lebih disarankan daripada sudah terlanjur kena. 

Hama umum yang lainnya yang perlu diwaspadai yaitu bercak belah ketupat dan jamur. Seringkali petani selalu luput dengan pengamatan dini penyakit ini. Walau sertani 7 lumayan tahan, namun jika teledor atau telat dalam upaya pencegahan OPT , Maka Kegagalan Panen bisa terjadi karena Serangan OPT . Oleh karena itu sudah seharusnya sejak dini pencegahan penyakit dan hama dilakukan oleh petani.
Bentuk Malai dan Bulir dari Sertani 7 Ketika di Lahan.
Pembuatan Nutrisi STMJ PADI Sebagai Upaya pengisian bulir hingga ke pangkal.

Dalam rangka memaksimalkan hasil panen dan pengisian bulir hingga kepangkal, Jangan lupa buatlah ramuan yang terbuat dari madu, telur, dan susu. Telor 4 butir, madu 1 botol kecil 80 ml, susu sapi 1 liter. Ramuan ini bisa buat 8 tangki ukuran 16 liter. Penyemprotan nutrisi STMJ Sertani bisa dilakukan ketika tanaman berumur 30 – 35 HST, Umur 45 – 50 HST dan ketika umur 60 – 65 HST atau ketika tanaman padi sudah keluar malai dan bunga padi sudah menutup / melakukan perkawinan ( ditandai dengan benang sari yang berwarna putih dan mulai rontok dari bulir padi ).

Setelah umur 55 – 60 HST Pemberian nutrisi tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan pada tanaman padi. Petani bisa berfokus pada pengaturan kebutuhan air yang cukup untuk tahapan pengisian bulir hingga bulir masak susu dan berfokus pada pengamatan dan serangan OPT Tanaman Padi secara periodik yaitu 7 – 14 Hari sekali. Penyemprotan Pesnab atau Pestisida Sintetis bisa dilakukan minimal 2 – 3 Kali hingga panen untuk mengantisipasi adanya serangan OPT. 

Informasi Oleh :
Heri Purwanto - Telp / WA. 085 330 854216
Lamongan – Jawa Timur